Skip to main content

Wedding Part 1 (Medan 27 Oct 2008)

Resepsi
Wisma Benteng Restaurant
Jl. Kapten Maulana Lubis No.6 Medan

Pemberkatan oleh Pandita M.U. Brahmanjana
Vihara Borobudur
Jl. Imam Bonjol no. 21 Medan
Tel: (061)4150296, 4528515

Wedding Gown (white) & Tata Rias oleh Ibu Sang Sang
Lettisia Salon & Bridal
Komplek ruko Abadi blok C no.1-2 Jambi
Tel: (0741)7553333

Wedding Gown (Blue)
Jing Hua International Wedding City
Hsinchu City Guang Hua Jie 69 (Jing Guo Lu Kou) Taiwan
Tel: +886-3-5152588, Fax:886-3-5152988

Photographer Arifin Cendra. ST.
Bintang Photo
Thamrin Plaza lt. 5 no.2B Medan
Tel:(061)7342628, 77137733

Shooting

Ratu Video Division
Jl. Prof. H.M Yamin SH no. 59/133 Medan
Tel:(061)4565349

Event Organizer

MS Production
Jl. Bambu Runcing no. 44/49 Medan 20233
Tel:(061)4155138

Sesampainya di Medan mulai lagi deh aktifitas ngurus acara nikah. Dimulai dari acara beramah-tamah sama keluarga Henrry (maklum lah...Linda lom pernah ke Medan) sampai ngurus acara di event organizer. Untungnya anggota keluarga Hen di Medan banyak ngebantu dan terutama menjamu keluarga Lin yang ikut ke Medan juga. Tenkiu banget buat 2-Ku, 2-Kim yang ngebantu dari awal sampai akhir, 1-Ku yang minjemin mobil, dan lain-lain yang gak disebutin namanya disini.

Pada saat hari "H", acara dimulai dari pagi. Di Wisma Benteng, pagi-pagi buta, Linda dah mulai make-up, tenkiu buat Ai Sang-Sang (Lettisia Salon) yang ngerias dari Jambi sampai Medan. Di Katamso (rumah Hen), Hen siap-siap mo jemput pengantin wanita, "eits...jangan lupa bawa bunga tangannya!". Begitu sampai di wisma Benteng, yang bertugas menyambut Hen adalah adik bungsunya Linda "Darvit", Darvit membuka pintu mobil dan membawa nampan yang isinya jeruk trus Henrry harus memberikan angpao ke Darvit. Masuk deh ke dalam, sampe di dalam, Linda dengan cadar tertutup, ceilee....didampingi orangtua plus membawa bunga saku, menyambut Henrry. Dilanjutkan dengan memberi hormat kepada orangtua, pengantin saling memberi hormat, seperti film-film silat gitu deh... Trus dilanjutkan dengan Henrry memberikan bunga tangannya ke Linda dan Linda memasangkan bunga saku ke Henrry, Henrry membuka cadar Linda plus cium kening, diakhiri dengan foto bersama. Setelah itu bersiap-siap ke Vihara Borobudur.



Di Vihara Borobudur, berhubung wedding ceremonynya di lantai atas, di gedung yang mirip-mirip pagoda, jadi di lantai dasar dulu deh tanda-tangan surat nikah, dengan saksi dari pihak Henrry adalah Acek (adik cowo papa Hen) dan saksi dari pihak Linda adalah Akow (adik cewe papa Lin) . Akhirnya sesuai dengan undang-undang perkawinan no.1 tahun 1974, begitu selesai tanda tangan dan palu diketok 3x, resmi juga jadi suami-istri.

Surat nikah HenLin, cuma fotocopy-an, kalo gak jelas harap maklum

Acara dilanjutkan dengan pemberkahan perkawinan dalam agama Buddha di pagoda lantai atas. Di atas, bujubuneng deh... puanasnya, sampai keringat gak brenti-brenti mengalir, untung juga sih, karena gak hujan katanya kalo pas 'mantenan hujan, yang 'mantenan tuh pelit orangnya, berhubung puanas...so HenLin gak pelit dong yah hahahhaha....

Acara pemberkahan dipimpin oleh romo pandita M.U. Brahmanjana plus beberapa petugas upacara yang dipersiapkan oleh vihara. Tatacara pelaksanaan upacara pemberkahan perkawinan dalam agama Buddha sebagai berikut:
1. Memasuki tempat upacara
Para petugas upacara dengan membawa persembahan lilin, air, dupa, dan bunga memasuki tempat upacara diikuti orangtua Henrry, orangtua Linda, HenLin, dan terakhir diikuti anggota keluarga yang lain. Setelah di dalam ruangan, lilin, air, dupa dan bunga diletakkan di atas altar. Kemudian HenLin plus semua yang hadir bersikap anjali dan memberi hormat kepada altar Avalokiteshvara 3x dan romo pandita 1x.
2. Duduk untuk mengikuti prosesi berikutnya
Kedua mempelai dan orangtuaduduk ditempat yang telah disediakan. Dimana orangtua mempelai pria duduk disebelah mempelai pria dan orangtua mempelai wanita duduk disebelah mempelai wanita. Anggota keluarga yang lain duduk di barisan ke-2 dan baris berikutnya.
3. Acara
MC: Bapak-ibu, saudara-saudari kami sedhamma, di hadapan kita telah hadir sepasang mempelai yang akan dinikahkan secara agama Buddha. Mempelai pria bernama Henrry Andrian, putra dari tuan Sunaryo Srihardy dan nyonya Muraida Muslan. Mempelai wanita bernama Linda Siana, putri dari tuan Akira Siana dan nyonya Dortian. Upacara pernikahan buddhist ini akan dipimpin oleh romo pandita Brahmanjana. Kepada romo kami persilahkan.
Romo: Saudara Henrry Andrian, masih adakah keberatan-keberatan yang dapat menghalang-halangi saudara untuk menikah dengan saudari Linda Siana?
Henrry: Tidak
Romo: Saudari Linda Siana, masih adakah keberatan-keberatan yang dapat menghalang-halangi saudari untuk menikah dengan saudara Henrry Andrian?
Linda: Tidak
Romo: Bila tidak ada lagi keberatan-keberatan maupun halangan-halangan, maka pernikahan ini akan kami laksanakan di depan altar avalokiteshvara dengan disaksikan oleh keluarga kedua mempelai dan para upasaksi saudara-saudara sedhamma.
(romo melayalakan lilin di altar)

MC: selanjutnya penyerahan lilin samping oleh orangtua mempelai pria dan oleh orangtua mempelai wanita
(orangtua HenLin menerima dan menyalakan lilin di altar)

MC
: Kedua mempelai, orangtua mempelai kami persilahkan berdiri untuk menerima dupa dan berdoa, semoga ikatan pernikahan ini membawa kebahagian. Hadirin kami persilahkan berdiri karena kedua mempelai akan memanjatkan parita.
(Menerima dupa dan memanjatkan parita Namakara Gatha, Vandana, dan Tisarana. Dibaca oleh romo terlebih dahulu dan diikuti oleh HenLin)
.....................

MC: orangtua mempelai dan hadirin kami persilahkan duduk. Kedua mempelai berdiri saling berhadapan untuk menerima cincin pernikahan.
Henrry: Saya mohon kepada hadirin untuk menyaksikan bahwa saya Henrry Andrian dengan ini telah mengambil Linda Siana sebagai istri saya yang sah dan sebagai tanda akan kenyataan ini, saya pasangkan cincin kawin kepadamu sebagai lambang cinta saya kepadamu atas nama sang Buddha, Dhamma dan Sangha.
(Henrry memasangkan cincin di jari manis kanan Linda)

Linda
: Saya mohon kepada hadirin untuk menyaksikan bahwa saya Linda Siana dengan ini telah menerima Henrry Andrian sebagai suami saya yang sah dan sebagai tanda akan kenyataan ini, saya pasangkan cincin kawin kepadamu sebagai lambang cinta saya kepadamu atas nama sang Buddha, Dhamma dan Sangha.
(Linda memasangkan cincin di jari manis kiri Henrry --> kok bisa kesempitan yah hehehehehe)

NB: tenkiu buat depot untuk tempat cincinnya yah :)

4. Pengikatan pita kuning dan pemakaian kain kuning
Romo memberi selamat dengan bersalaman, MC mempersilahkan HenLin duduk kembali. Romo mengikat pergelangan tangan kanan Henrry dengan pergelangan tangan kiri Linda, posisi tangan saling bergenggaman, dengan pita kuning. Kemudian HenLin diselubungi dengan kain kuning oleh kedua orangtua dibantu petugas upacara.
5. Pemercikan air pemberkahan
Romo memercikan air pemberkahan, setelah itu mempersilahkan orangtua Henrry untuk memercikan air permberkahan kepada HenLin dengan mendoakan kebahagiaan bagi kedua mempelai. Kemudian romo mempersilahkan orangtua Linda untuk melakukan hal yang sama.
6. Pelepasan pita kuning dan kain kuning

Romo mempersilahkan kedua orangtua membuka kain kuning dan selanjutnya romo melepaskan pita kuning. Kain kuning dilipat secara bersama-sama oleh mama HenLin dan diserahkan ke petugas upacara.
7. Penandatanganan ikrar perkawinan
MC: Bapak-ibu, saudara-saudari kami sedhamma, pada hari ini senin 27 oktober 2008, telah dilangsungkan pernikahan buddhist antara Henrry Andrian dan Linda Siana. Berikut ini penandatanganan catatan pernikahan buddhist. Kami persilahkan kepada kedua mempelai untuk maju ke depan.
(Henrry tandatangan diikuti Linda, kemudian disusul oleh papa HenLin)
.........
Surat nikah dari vihara

MC: dengan ditandatanganinya catatan pernikahan buddhist ini, maka selesailah upacara pernikahan buddhist antara Henrry Andrian dengan Linda Siana. Keduanya dinyatakan sah menjadi suami-istri atas nama sang Tiratana, Buddha, Dhamma dan Sangha.

8. Upacara selesai
Semua berdiri, bersikap anjali dan memberi hormat kepada altar avalokiteshvara 3x dan romo pandita. Dilanjutkan dengan acara foto bersama.

to be continued....

Comments

Popular posts from this blog

Brownies ala Linda

Beberapa hari kemarin....baca-baca kompas community, kebetulan ada resep membuat brownies jadinya pengen cobain juga. Sekedar info, selama ini selalu coba membuat kue dengan berbagai resep dari internet dan dari adek "Yenni" tapi sekalipun gak pernah sukses, yang ada kuenya kerasnya minta ampun, makanya Henrry ogah deh makan kue-kuenya hehehhe....tapi yang namanya Linda tetap pantang menyerah dong ah... Dua hari yang lalu, aku putuskan ke supermaket beli bahan-bahan browniesnya sesuai dengan resep minus coklat 3 warna tapi plus keju. Jadi coklat 3 warna mo diganti keju aja. Trus nyampe rumah siap-siapin semua bahan, lumerin coklat, mixer gula, telur, dll. Panggang deh....ternyata percobaannya 60% sukses. Henrry ada cobain 2 potong, lumayan katanya cuma kemanisan, cuma menurut aku pribadi, terlalu keras, yah gimana gak keras lah wong gak pake emulsifier. Trus kemaren aku putuskan untuk membuang hasil percobaan pertama itu, karena setelah dimasukin kulkas, browniesnya keras

Wedding Part 2 (Medan 27 Oct 2008)

Di wedding part 2, cerita berkisar di Tea Pay, gak tau deh penulisannya bener atau gak. Yang pasti inti dari acaranya, pengantin memberikan segelas teh kepada orangtua atau saudara-saudara yang dituakan, dan mereka akan memberikan emas atau angpao. Setelah itu pengantin akan memberikan hadiah yang isinya berupa handuk, khusus untuk orangtua isinya satu set pakaian plus sepatu, pokoknya lengkap. Untuk adat di Medan dan Jambi ada sedikit perbedaan. Di Medan pihak keluarga pengantin pria dan wanita, siapa saja boleh minum teh jika ingin memberikan emas atau angpao. Sedangkan adat di Jambi, keluarga pengantin pria, siapa saja yang mau minum teh dipersilahkan tetapi keluarga pengantin wanita yang diperbolehkan minum teh hanya orangtua, saudara dari papa, nenek, dan yang lebih tua, untuk saudara dari mama, jika ingin memberikan emas atau angpao atau yang lainnya, bisa langsung diberikan tanpa minum teh. Karena kebiasaan adat Cina, menikah bagi pria istilahnya "Qu Lao Po" (mengambi