Skip to main content

Our Wedding Invitation

Karena foto-foto prewedding gak memberikan kesan romantis sama sekali, malah memberikan kesan cute, akhirnya HenLin memutuskan untuk membuat tema lucu dan kekeluargaan aja untuk seluruh rangkaian acara pernikahan ini. Dan lagi-lagi...Linda mencoba mendesign sendiri undangan dengan bekal ilmu photoshop ala kadarnya hehehehehe. Pakai ilmu copy-paste, main layar, shadow, etc.

Kata orang nih...ngapain pake foto-foto segala di undangan? tar malah dibuang lagi?! yah gpp deh...mo dibuang mo disimpan mo dibakar, terserah anda, yang penting kan HenLin dah memberikan tuh undangan, karena dah diberikan yah jadi hak milik toh...jadi terserah anda mo diapain.

Kalau diperhatikan baik-baik, di undangan ini ada beberapa foto yang perlu dijelaskan:
1. Foto prewedding: benernya gak perlu di jelasin lagi sih...yang jelas ini foto prewedding HenLin, emang sih tampang kita-kita kelihatan cuantik dan guanteng, yah biasalah dengan photoshop dan make-up segalanya jadi perfect. Kata mak Linda
Mak : "Aduh Lin, foto-fotonya jangan dikasih liat orang lain deh...soalnya tar kaget begitu liat tampangmu yang amit-amit".
Linda: (cuma bisa komen) "cape deh...."
2. Foto orangtua: alasan diprint-nya foto orangtua karena mo nunjukin rasa terima kasih HenLin pada orangtua yang dah ngebantuin ngurus acara-acara nikah di Jambi-Medan, apalagi yah tau sendiri deh...HenLin kan bawelnya minta ampun. Trus yang kedua, takutnya tuh tamu-tamu gak tau siapa sih "Akira Siana" ? karena di kampung dikenal dengan nama "Ago", trus siapa sih "Sunaryo Srihardy" ? karena biasa dikenal dengan nama "Acai".
3. Foto HenLin pegang kue: di kue itu ada lilinnya, niat awalnya mo kasih tau lewat lilin itu, umur HenLin pada saat nikah, tapi ternyata yang ngeliat undangan gak nangkep deh maksud kita. Apa mungkin fotonya kekecilan?

Setelah edit 3x akhirnya jadi, trus nyari-nyari printing company, dengan bekal mandarin ala kadarnya, dapat deh...trus diputuskan nih undangan cuma 1 lembar bolak-balik, glossy paper, diikat pita, tanpa amplop, untuk resepsi Medan-Jambi dicetak barengan (lagi-lagi pelit *mode on). Setelah selesai diprint dan dikirim ke Jambi-Medan, ternyata keluarga di sono gak setuju kalo gak dikasih amplop ato plastik, nyerah deh...terserah mereka mo pakai apaan. Akhirnya Medan pakai amplop dan Jambi pakai plastik.

Yang pasti, tenkiu banget dah buat Yenni++ (plus Ai, Ama, Didy, dll) yang keliling Jambi buat ngebagiin undagan. Tenkiu juga buat Mama Hen++( plus 2-Kim, Papa Hen, dll) yang keliling Medan buat melakukan tugas yang sama. Tanpa bantuan kalian semua, resepsi HenLin pasti tidak bisa terlaksana dengan baik.


Cover:


Inside:

Final:

Catatan: Masih ada sih versi email, tapi dalam bentuk *.ppt, dan gak tau gimana upload file ppt ke blog, jadinya cukup liat foto-foto yang diatas aja deh yah...

HenLin

Comments

Popular posts from this blog

Wedding Part 1 (Medan 27 Oct 2008)

Resepsi Wisma Benteng Restaurant Jl. Kapten Maulana Lubis No.6 Medan Pemberkatan oleh Pandita M.U. Brahmanjana Vihara Borobudur Jl. Imam Bonjol no. 21 Medan Tel: (061)4150296, 4528515 Wedding Gown (white) & Tata Rias oleh Ibu Sang Sang Lettisia Salon & Bridal Komplek ruko Abadi blok C no.1-2 Jambi Tel: (0741)7553333 Wedding Gown (Blue) Jing Hua International Wedding City Hsinchu City Guang Hua Jie 69 (Jing Guo Lu Kou) Taiwan Tel: +886-3-5152588, Fax:886-3-5152988 Photographer Arifin Cendra. ST. Bintang Photo Thamrin Plaza lt. 5 no.2B Medan Tel:(061)7342628, 77137733 Shooting Ratu Video Division Jl. Prof. H.M Yamin SH no. 59/133 Medan Tel:(061)4565349 Event Organizer MS Production Jl. Bambu Runcing no. 44/49 Medan 20233 Tel:(061)4155138 Sesampainya di Medan mulai lagi deh aktifitas ngurus acara nikah. Dimulai dari acara beramah-tamah sama keluarga Henrry (maklum lah...Linda lom pernah ke Medan) sampai ngurus acara di event organizer. Untungnya anggota keluarga Hen di Medan bany

Brownies ala Linda

Beberapa hari kemarin....baca-baca kompas community, kebetulan ada resep membuat brownies jadinya pengen cobain juga. Sekedar info, selama ini selalu coba membuat kue dengan berbagai resep dari internet dan dari adek "Yenni" tapi sekalipun gak pernah sukses, yang ada kuenya kerasnya minta ampun, makanya Henrry ogah deh makan kue-kuenya hehehhe....tapi yang namanya Linda tetap pantang menyerah dong ah... Dua hari yang lalu, aku putuskan ke supermaket beli bahan-bahan browniesnya sesuai dengan resep minus coklat 3 warna tapi plus keju. Jadi coklat 3 warna mo diganti keju aja. Trus nyampe rumah siap-siapin semua bahan, lumerin coklat, mixer gula, telur, dll. Panggang deh....ternyata percobaannya 60% sukses. Henrry ada cobain 2 potong, lumayan katanya cuma kemanisan, cuma menurut aku pribadi, terlalu keras, yah gimana gak keras lah wong gak pake emulsifier. Trus kemaren aku putuskan untuk membuang hasil percobaan pertama itu, karena setelah dimasukin kulkas, browniesnya keras

Wedding Part 2 (Medan 27 Oct 2008)

Di wedding part 2, cerita berkisar di Tea Pay, gak tau deh penulisannya bener atau gak. Yang pasti inti dari acaranya, pengantin memberikan segelas teh kepada orangtua atau saudara-saudara yang dituakan, dan mereka akan memberikan emas atau angpao. Setelah itu pengantin akan memberikan hadiah yang isinya berupa handuk, khusus untuk orangtua isinya satu set pakaian plus sepatu, pokoknya lengkap. Untuk adat di Medan dan Jambi ada sedikit perbedaan. Di Medan pihak keluarga pengantin pria dan wanita, siapa saja boleh minum teh jika ingin memberikan emas atau angpao. Sedangkan adat di Jambi, keluarga pengantin pria, siapa saja yang mau minum teh dipersilahkan tetapi keluarga pengantin wanita yang diperbolehkan minum teh hanya orangtua, saudara dari papa, nenek, dan yang lebih tua, untuk saudara dari mama, jika ingin memberikan emas atau angpao atau yang lainnya, bisa langsung diberikan tanpa minum teh. Karena kebiasaan adat Cina, menikah bagi pria istilahnya "Qu Lao Po" (mengambi