Di wedding part 2, cerita berkisar di Tea Pay, gak tau deh penulisannya bener atau gak. Yang pasti inti dari acaranya, pengantin memberikan segelas teh kepada orangtua atau saudara-saudara yang dituakan, dan mereka akan memberikan emas atau angpao. Setelah itu pengantin akan memberikan hadiah yang isinya berupa handuk, khusus untuk orangtua isinya satu set pakaian plus sepatu, pokoknya lengkap. Untuk adat di Medan dan Jambi ada sedikit perbedaan. Di Medan pihak keluarga pengantin pria dan wanita, siapa saja boleh minum teh jika ingin memberikan emas atau angpao. Sedangkan adat di Jambi, keluarga pengantin pria, siapa saja yang mau minum teh dipersilahkan tetapi keluarga pengantin wanita yang diperbolehkan minum teh hanya orangtua, saudara dari papa, nenek, dan yang lebih tua, untuk saudara dari mama, jika ingin memberikan emas atau angpao atau yang lainnya, bisa langsung diberikan tanpa minum teh.
Karena kebiasaan adat Cina, menikah bagi pria istilahnya "Qu Lao Po" (mengambil istri), jadi Tea Pay pertama kali dilakukan di rumah pengantin pria untuk mengenalkan istri sebagai anggota keluarga baru. Berdasarkan referensi dari mama Hen, di pernikahan cina tempo dulu, begitu pengantin wanita telah dibawa ke rumah pengantin pria, si pengantin wanita harus menunggu sampai hari imlek, baru boleh pulang kerumah orangtuanya, istilahnya "Hui Niang Jia", dan tea pay di keluarga pengantin wanita dilakukan pada saat ini. Karena jaman sekarang maunya cepat dan gampang, "Hui Niang Jia" dapat dilakukan di hari yang sama dengan tea pay di rumah pengantin pria tetapi dengan syarat gaun yang dikenakan pada saat tea pay di rumah pengantin pria dan "Hui Niang Jia" tidak sama. Jadi seolah-olah "Hui Niang Jia" dilakukan di hari yang berbeda.
Catatan: adat tukar gaun ini sepertinya hanya berlaku di Medan, sedangkan di Jambi boleh tetap mengenakan gaun yang sama.
Kembali ke acara tea pay HenLin, sebelum tea pay, harus sembahyang kepada altar-altar yang ada dirumah termasuk altar dewa dan leluhur. Setelah itu, berhubung sudah siang dan anggota keluarga Hen dah pada lapar semua hehehehe...dilanjutkan acara makan-makan dulu deh...Nah di sini Linda masih "jaim" gak mo makan padahal dah lapar banget hahahaha...
Sehabis makan dan ngaso-ngaso bentar, acara mendulang emas dimulai deh...ternyata keluarga Hen yang mau minum teh buanyak juga, untung bingkisan-bingkisan dan album foto kecil yang Linda siapkan cukup untuk dibagi-bagikan kalau gak, jadi ribet deh urusannya. Acara tea pay ini diakhiri dengan acara bagi-bagi angpao buat anak-anak dari keluarga Hen dan tidak lupa, acara foto-foto bersama.
Sampai tahap ini, tampang dah lecek dan capeknya minta ampun, pengennya langsung tidur, trus dah dipersilahkan masuk ke kamar pengantin, "Asyik!! akhirnya bisa tidur juga, paling gak berbaring gitu loh", ternyata masih jauh dari harapan, di kamar masih ada tugas-tugas menunggu, jangan mikir parno dulu yah, yang dimaksud tugas adalah foto-foto lagi, trus ganti gaun untuk pulang ke tempat orangtua Linda (di Wisma Benteng) melanjutkan acara tea pay dan membawa parcel dari mama Hen.
Karena kebiasaan adat Cina, menikah bagi pria istilahnya "Qu Lao Po" (mengambil istri), jadi Tea Pay pertama kali dilakukan di rumah pengantin pria untuk mengenalkan istri sebagai anggota keluarga baru. Berdasarkan referensi dari mama Hen, di pernikahan cina tempo dulu, begitu pengantin wanita telah dibawa ke rumah pengantin pria, si pengantin wanita harus menunggu sampai hari imlek, baru boleh pulang kerumah orangtuanya, istilahnya "Hui Niang Jia", dan tea pay di keluarga pengantin wanita dilakukan pada saat ini. Karena jaman sekarang maunya cepat dan gampang, "Hui Niang Jia" dapat dilakukan di hari yang sama dengan tea pay di rumah pengantin pria tetapi dengan syarat gaun yang dikenakan pada saat tea pay di rumah pengantin pria dan "Hui Niang Jia" tidak sama. Jadi seolah-olah "Hui Niang Jia" dilakukan di hari yang berbeda.
Catatan: adat tukar gaun ini sepertinya hanya berlaku di Medan, sedangkan di Jambi boleh tetap mengenakan gaun yang sama.
Kembali ke acara tea pay HenLin, sebelum tea pay, harus sembahyang kepada altar-altar yang ada dirumah termasuk altar dewa dan leluhur. Setelah itu, berhubung sudah siang dan anggota keluarga Hen dah pada lapar semua hehehehe...dilanjutkan acara makan-makan dulu deh...Nah di sini Linda masih "jaim" gak mo makan padahal dah lapar banget hahahaha...
Sehabis makan dan ngaso-ngaso bentar, acara mendulang emas dimulai deh...ternyata keluarga Hen yang mau minum teh buanyak juga, untung bingkisan-bingkisan dan album foto kecil yang Linda siapkan cukup untuk dibagi-bagikan kalau gak, jadi ribet deh urusannya. Acara tea pay ini diakhiri dengan acara bagi-bagi angpao buat anak-anak dari keluarga Hen dan tidak lupa, acara foto-foto bersama.
Sampai tahap ini, tampang dah lecek dan capeknya minta ampun, pengennya langsung tidur, trus dah dipersilahkan masuk ke kamar pengantin, "Asyik!! akhirnya bisa tidur juga, paling gak berbaring gitu loh", ternyata masih jauh dari harapan, di kamar masih ada tugas-tugas menunggu, jangan mikir parno dulu yah, yang dimaksud tugas adalah foto-foto lagi, trus ganti gaun untuk pulang ke tempat orangtua Linda (di Wisma Benteng) melanjutkan acara tea pay dan membawa parcel dari mama Hen.
Ini gaun seharusnya mau dipakai sama cici Hen pada saat wedding gathering tapi berhubung sehari sebelum nikah, Linda baru tau soal acara mengganti gaun dan dah keliling Sun Plaza seharian tapi gak dapat gaun yang panjang, akhirnya Linda memutuskan pakai gaun pendek. Cuma cerita punya cerita, akhirnya cici Hen menyarankan tukaran gaun aja, alhasil Linda pakai gaun cici dan cici pakai gaun Linda. Untung dah Linda dah diet mati-matian sebelum nikah jadi bisa pas bajunya, yah walaupun masih ndut-an dibandingkan waktu foto prewedd di bulan mei sih.
Di wisma Benteng, anggota keluarga Linda yang minum teh cuma beberapa orang. Setelah minum teh, sampai deh ke acara yang ditunggu-tunggu Linda... makan-makan! akhirnya Linda bisa bernafas lega dan bisa makan dengan rakus hahhhahaha....sampai yang ngeliat Linda makan pada komentar "emangnya tadi di rumah Hen, gak dikasih makan ya sama Hen?". Makanan yang harus ada mie+telor, terserah mie-nya mo dimasak apa, yang pasti HenLin kebagian mie goreng, trus ada juga buah longan kalengan, dan buah ini gak boleh dimakan habis, harus disisain beberapa biji. Setelah semua selesai, orangtua Lin menitipkan parcel untuk orangtua Hen, pulang deh ke rumah Hen dan bersiap-siap perbaiki riasan dan ganti model rambut untuk wedding gathering.
to be continued...
Di wisma Benteng, anggota keluarga Linda yang minum teh cuma beberapa orang. Setelah minum teh, sampai deh ke acara yang ditunggu-tunggu Linda... makan-makan! akhirnya Linda bisa bernafas lega dan bisa makan dengan rakus hahhhahaha....sampai yang ngeliat Linda makan pada komentar "emangnya tadi di rumah Hen, gak dikasih makan ya sama Hen?". Makanan yang harus ada mie+telor, terserah mie-nya mo dimasak apa, yang pasti HenLin kebagian mie goreng, trus ada juga buah longan kalengan, dan buah ini gak boleh dimakan habis, harus disisain beberapa biji. Setelah semua selesai, orangtua Lin menitipkan parcel untuk orangtua Hen, pulang deh ke rumah Hen dan bersiap-siap perbaiki riasan dan ganti model rambut untuk wedding gathering.
to be continued...
Comments
Post a Comment